Seperti Mumi, Hewan Ini Bisa Hidup Tanpa Kepala
Kepala adalah salah satu anggota tubuh yang paling penting. Jika kepala sampai terpisah dari badan, maka makhluk tersebut bakal mati. Itulah sebabnya di masa silam, metode pemenggalan merupakan salah satu metode hukuman mati yang paling sering digunakan.
Namun di dunia hewan, ternyata kehilangan kepala tidak selalu berujung pada kematian. Pasalnya ada sejumlah hewan yang tetap bisa hidup kendati kepalanya sudah terpisah dari badannya. Berikut ini adalah contoh dari hewan-hewan tersebut.
Ayam
Ayam normalnya bakal mati seusai disembelih. Namun hal tersebut untuk Mike, ayam ajaib dari Amerika Serikat. Mike pantas dijuluki sebagai ayam ajaib karena hewan ini secara mengagumkan bisa tetap hidup kendati sudah kehilangan kepalanya.
Mike aslinya adalah ayam peliharaan milik Lloyd Olsen, seorang peternak asal Colorado, Amerika Serikat. Pada bulan September 1945, Lloyd berniat membuat hidangan ayam untuk ibu mertuanya. Untuk tujuan tersebut, Lloyd pun menyembelih Mike dengan memakai kapak.
Saat Mike sudah dikapak hingga kepalanya hilang, Mike ternyata masih tetap hidup. Mike bahkan sesudah itu berjalan-jalan dan mencoba mematuk-matuk makanan dengan lehernya layaknya ayam normal.
Karena merasa terkesan, Lloyd memutuskan untuk tidak jadi membunuh Mike. Sahabat anehdidunia.com ia secara berkala memberi makan Mike dengan cara meneteskan air dan remah-remah jagung pada lubang di lehernya.
Saat kabar mengenai Mike tersebar, ayam tersebut dengan cepat menjadi buah bibir khalayak umum. Masyakat dari berbagai penjuru Amerika Serikat beramai-ramai mengunjungi Mike untuk membuktikan dengan mata kepala mereka sendiri kalau sosok ayam yang bisa hidup tanpa kepala memang benar-benar ada.
Mike akhirnya mati pada bulan Maret 1947 akibat tersedak jagung. Kendati Mike pada akhirnya harus meregang nyawa, kasus Mike sekaligus menjadi contoh langka mengenai bagaimana ayam yang sudah kehilangan kepalanya bisa tetap hidup hingga berbulan-bulan kemudian.
Ilmuwan meyakini kalau Mike bisa tetap hidup seusai kehilangan kepalanya karena ada bagian dari otak Mike yang tetap tertinggal usai dikapak. Dampaknya, Mike pun masih tetap bisa bergerak dan bernapas layaknya ayam normal kendati sudah tidak lagi memiliki kepala.
Lalat
Siapa yang tidak tahu lalat? Hewan ini begitu akrab bagi manusia karena kebiasaannya terbang di dekat makanan dan di tempat sampah. Lalat kerap dianggap sebagai gangguan oleh manusia karena kebiasaannya terbang sambil mendengung.
Lalat juga dibenci oleh manusia karena hewan ini bisa menyebarkan kuman penyakit berbahaya. Jika lalat hinggap di tempat kotor dan kemudian hinggap pada makanan yang hendak dimakan oleh manusia, orang yang memakan makanan tadi bisa jatuh sakit.
Karena sebab-sebab di atas, manusia pun senantiasa berusaha membunuh lalat setiap kali serangga tersebut menampakkan diri. Namun karena lalat memiliki penglihatan yang tajam dan kemampuan terbang yang amat lincah, lalat hampir selalu berhasil menghindari setiap kali hendak dibunuh oleh manusia.
Lalat sendiri memang tergolong sebagai hewan yang sulit mati. Pasalnya selain bisa hidup di tempat-tempat kumuh tanpa jatuh sakit, lalat juga bisa hidup selama beberapa lama tanpa kepala.
Dalam salah satu video yang beredar di internet, lalat bahkan nampak bermain-main dengan kepalanya sendiri. Namun lalat tersebut diduga aslinya sedang mencoba memasang kembali kepalanya yang lepas.
Lalat bisa hidup tanpa kepala karena sistem syaraf hewan tersebut lebih sederhana dibandingkan sistem syaraf manusia. Meskipun begitu, lalat tidak bisa hidup terlalu lama tanpa kepalanya. Pasalnya jika lalat sampai kehilangan kepalanya, maka lalat tidak akan bisa lagi makan dan melihat kondisi berbahaya di sekelilingnya.
Kecoa
Kecoak Tanpa Kepala
Lalat bukanlah satu-satunya serangga yang menyandang reputasi sebagai hewan penyebar penyakit. Kecoa yang ukurannya jauh lebih besar dibandingkan lalat juga memiliki reputasi serupa di mata manusia.
Seperti halnya lalat, kecoa juga memiliki kebiasaan berkeliaran di tempat-tempat kotor, misalnya di timbunan sampah. Alasan kenapa kecoa memiliki perilaku demikian adalah karena hewan ini hidup dari memakan sampah organik dan sisa-sisa makanan manusia.
Saat kecoa mencari makan di tempat kumuh, akan ada kuman penyakit yang tanpa sengaja menempel pada kecoa. Jika kecoa tersebut kemudian menyentuhkan anggota badannya pada makanan manusia, maka kuman penyakit tersebut akan berpindah ke makanan tadi.
Berbeda halnya dengan lalat yang terkenal sebagai hewan penerbang yang lihai. Kecoa sangat jarang terbang meninggalkan tanah. Sebagai gantinya, kecoa memiliki kemampuan berlari dengan amat cepat. Kecoa juga bisa menyelinap masuk ke dalam celah sempit dengan memanfaatkan tubuhnya yang gepeng.
Namun kehebatan kecoa belum berhenti sampai di sana. Kecoa juga bisa tetap hidup meskipun kehilangan kepalanya. Pasalnya kecoa tetap bisa bernapas dengan memakai lubang-lubang pada badannya.
Kendati kecoa tetap bisa hidup usai kehilangan kepalanya, kecoa hanya bisa hidup tanpa kepala selama beberapa hari. Pasalnya tanpa keberadaan kepala, kecoa tidak bisa minum dan lama kelamaan bakal mati akibat kehausan.
Siput Laut
Elysia marginata adalah nama ilmiah dari sejenis siput laut yang bentuknya menyerupai daun selada. Warna tubuhnya yang dominan hijau menyebabkan siput ini nampak semakin mirip dengan daun sungguhan.
Namun keunikan siput laut ini bukan hanya ada pada warna dan bentuknya. E. marginata adalah satu dari sedikit hewan yang tetap bisa hidup meskipun sudah kehilangan kepalanya. Jika itu belum cukup menakjubkan, kepala E. marginata juga bisa menumbuhkan kembali badannya yang hilang.
Hal tersebut berhasil diketahui lewat penelitian yang dilakukan oleh Sayaka Mitoh dan Yoichi Yusa, sepasang ilmuwan asal Jepang. Dalam percobaan yang mereka lakukan, pada awalnya mereka memenggal kepala sejumlah siput laut yang sedang mengunyah rumput laut.
Secara ajaib, siput-siput yang sudah kehilangan kepalanya tetap bergerak seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Lebih uniknya, kepala siput-siput tadi tetap mengunyah rumput laut kendati sudah terpisah dari badannya.
Hanya berselang seminggu sesudah kehilangan badannya, kepala-kepala tersebut mulai menumbuhkan kembali badannya. Kemudian sekitar 22 hari sesudah kehilangan badannya, siput tersebut kini sudah memiliki badan baru dalam kondisi lengkap.
Hanya kepala siput E. marginata yang bisa menumbuhkan kembali bagian tubuhnya yang hilang. Badan E. marginata memang masih bisa bergerak sesudah kehilangan kepalanya, namun akan mati tidak lama kemudian.
Cacing Planaria
Jika bicara soal hewan yang bisa menumbuhkan kembali tubuhnya yang hilang, maka tidak ada hewan lain yang bisa menandingi kehebatan cacing air planaria. Cacing bertubuh pipih ini memang begitu terkenal akan kemampuan regenerasi alias menumbuhkan kembali anggota badannya yang hilang.
Cacing planaria memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa. Bagaimana tidak, jika kepala cacing ini dipisah dari badannya, keduanya akan sama-sama menumbuhkan anggota badan yang baru.
Bagian kepala akan menumbuhkan badan yang baru, sementara bagian badan akan menumbuhkan kepala yang baru. Berkat kemampuan regenerasi yang dimilikinya, cacing planaria juga bisa menggandakan dirinya dengan cara membelah dirinya sendiri.
Planaria juga bisa menumbuhkan anggota badan yang baru tanpa membelah diri. Sebagai contoh, jika kepala planaria dibelah dua dan bagian badannya dibiarkan utuh, planaria sesudah itu akan berubah menjadi ccing berkepala dua. Sungguh menakjubkan, bukan?
Belum ada Komentar untuk "Seperti Mumi, Hewan Ini Bisa Hidup Tanpa Kepala"
Posting Komentar